Kamis, 31 Januari 2013

Astaga! 80 Kg Heroin Disembunyikan dalam Kurma

0 komentar
 
Kuala Lumpur - Kepolisian Malaysia berhasil menggagalkan penyelundupan heroin seberat 80,1 kg! Nilainya ditaksir mencapai 3,2 juta ringgit atau setara Rp 9,9 miliar. Heroin ini disembunyikan dalam kurma demi menghindari kecurigaan petugas.

Tidak disebutkan lebih lanjut jumlah kurma tersebut, namun diperkirakan mencapai ribuan butir. Heroin tersebut sengaja disembuyikan di dalam kurma dan diselundupkan menggunakan kapal dari Pakistan.

Selain menyita heroin dalam jumlah besar, polisi juga berhasil menangkap 11 orang yang diduga terlibat dalam penyelundupan heroin ini. Mereka adalah 8 pria asal Nigeria dan 3 orang lainnya, seorang pria dan 2 wanita asal Mongolia. Mereka ditangkap dalam penggerebekan yang dilakukan di tiga lokasi terpisah, yakni di Subang Jaya, Damansara dan Puchong.

"Selama penggerebekan yang berlangsung pukul 01.30 waktu setempat di sebuah kondominium di SS12/1, Subang, seorang wanita Mongolia ditangkap dan heroin seberat 78,76 kg berhasil disita. Dalam operasi lanjutan, seorang pasangan pria-wanita asal Mongolia juga berhasil ditahan di sebuah rumah di SS15/2, Subang-Jaya dan heroin seberat 1,22 kg berhasil disita," jelas Kepala Departemen Investigasi Kejahatan Narkotika Bukit Aman, Datuk Noor Rashid Ibrahim, seperti dilansir Borneo Post, Kamis (31/1/2013).

Dalam penggerebekan lainnya, polisi berhasil menangkap 4 pria asal Nigeria di Puchong dan 4 pria asal Nigeria lainnya di Damansara. Polisi juga menyita sejumlah narkoba dalam penggerebekan tersebut, namun jumlahnya dirahasiakan.

"Para pelaku berusia sekitar 21 tahun hingga 38 tahun, 7 orang di antaranya memiliki visa pendidikan di Higher Learning Institution, Malaysia," jelas Noor Rashid.

Sindikat ini diduga menggunakan si wanita Mongolia sebagai agen untuk menjual narkoba mereka. "Penyitaan ini merupakan hasil kerjasama dengan otoritas Pakistan," tandas Noor Rashid.


Sumber:.detik.com
newer post

Raffi Ahmad Diduga Pakai Cathinone karena Putus dari Yuni Shara

0 komentar

Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan zat cathinone dalam kasus penggerebekan Raffi Ahmad Cs. Cathinone sebenarnya bukan zat yang benar-benar baru karena sudah ada di pasaran internasional.

Ezek yang dihasilkan zat itu disebut-sebut berdampak lebih buruk dibanding pengguna narkoba biasa. Apa yang sebenarnya memotivasi Raffi mengkonsumsi zat tersebut?

Banyak pihak yang menduga Raffi menggunakan obat tersebut sebagai 'doping' dalam mengarungi rutinitasnya yang memang supersibuk. Namun, ada juga yang menilai bahwa presenter 'Dahsyat' itu mengkonsumsi cathinone karena 'galau' pasca putus dari Yuni.

Sang sahabat, Irwansyah mengutarakan pendapatnya mengenai hal itu. Menurutnya, hubungan asmara Raffi dan Yuni yang kandas, memang membuat sang sahabat galau. Duh.

"Percintaan itu kan memang lagi putus kan. Dia pasti galaulah. Namanya udah lama," jelas Irwansyah didampingi Zaskia dalam wawancara acara Obsesi di Global TV yang live dari rumahnya di Bintaro, Tangerang Selatan, Kamis (31/1/2013).

Namun Irwansyah tak berani memastikan mengapa Raffi sampai menggunakan zat itu. Bintang film 'Heart' itu mengatakan bahwa Raffi belum sempat curhat lagi karena memang sibuk dengan pekerjaan.

"Memang waktu itu gue juga lagi sibuk banget juga, jadinya kalau ketemu dia cuma ngomongin kerjaan, kerjaan, dan kerjaan. Jadi dia nggak sempat curhat sama gue. Mungkin lari ke yang lain atau apa," paparnya.

Irwansyah yang baru dipulangkan BNN karena terbukti negatif menggunakan narkoba itu pun meminta agar masyarakat tak menghakimi Raffi karena permasalahan tersebut. Ia menilai Raffi juga memiliki banyak sisi positif dan prestasi yang bisa dibanggakan.


Sumber:detik.com
newer post

Rabu, 23 Januari 2013

Sarankan Para Lansia Cepat Mati, Wakil PM Jepang Dikecam Publik

0 komentar

Tokyo - Wakil Perdana Menteri Jepang Taro Aso menuai kecaman publik Jepang. Gara-garanya, pejabat tinggi Jepang itu mengatakan bahwa para lanjut usia (lansia) di Jepang hendaknya cepat mati. Menurut Aso, hal ini agar mereka tidak lagi membebani negara dengan biaya layanan kesehatan untuk mereka.

Hal tersebut diucapkan Wakil PM Aso saat berbicara di depan Dewan Nasional Reformasi Keamanan Sosial. Aso yang berusia 72 tahun ini mengatakan, pasien yang menderita sakit parah sebagai orang yang sudah mendekati ajal. 

Tidak hanya itu, Aso juga mengatakan, agar orang-orang seperti itu 'diizinkan untuk meninggal lebih cepat' jika memang mereka menginginkannya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa populasi warga lansia di Jepang jumlahnya melebihi warga berusia produktif atau yang lebih muda.

"Surga melarang saya tetap hidup jika saya ingin mati. Anda tidak akan bisa tidur nyenyak ketika tahu bahwa itu semua dibayarkan pemerintah. Masalah ini tidak akan selesai kecuali Anda membiarkan mereka mati lebih cepat," ucap Wakil PM Aso, seperti dilansir Sydney Morning Herald, Rabu (24/1/2013).

Pernyataan itulah yang kemudian menuai kritikan dan kecaman. Bahkan Aso didesak untuk meminta maaf kepada seluruh rakyat Jepang atas pernyataannya tersebut.

Beberapa saat usai mengeluarkan pernyataan tersebut, Aso pun mencabut pernyataan tersebut. Aso juga mengakui, pernyataannya itu sangat tidak pantas untuk diucapkan.

Insiden semacam ini bukan yang pertama menimpa Aso. Ketika dia menjadi Perdana Menteri Jepang pada tahun 2009 lalu, Aso menuai kritikan gara-gara ucapannya. Saat itu, dia mengatakan kepada para mahasiswa bahwa orang-orang muda seperti mereka seharusnya tidak menikah karena mereka masih miskin dan belum layak mendapatkan penghormatan dari pasangan hidup.

Pernyataan tersebut kemudian diikuti dengan deklarasinya, bahwa seluruh pemimpin agama di dunia harus belajar etika kerja masyarakat Jepang. "Bekerja yang baik. Itulah cara pikir yang benar-benar berbeda dari Perjanjian Lama," ucap Aso saat itu.

Kemudian, Aso juga pernah membuat marah para dokter dengan menyebut mereka kekurangan asal sehat. Beberapa saat kemudian, Aso menyerang para orangtua murid anak-anak TK dengan menyebut para orangtua itulah yang seharusnya belajar disiplin, bukan anak-anak mereka.


Sumber:http://news.detik.com
newer post

JK: Perbaiki Jakarta Lebih Murah Daripada Pindah Ibu Kota

0 komentar

Jakarta -mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) tak setuju dengan usulan pemindahan ibu kota dari DKI Jakarta. Ongkos memperbaiki Jakarta lebih murah, sekitar Rp 50 triliun, dibandingkan pindah ibu kota.

"Diperbaiki itu jauh lebih murah dan cepat daripada berpikir pindah, jangan buang-buang energilah," kata JK di sela-sela acara Pertemuan Asian Peace Reconciliation Council (APRC) ke-2 di Sekretariat ASEAN, Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (23/1/2013).

Menurut JK, saat ini DKI Jakarta sedang dalam keadaan sulit. Jangan berpikir untuk hengkang karena itu sama saja meninggalkan rumah di kala rusak. Sementara para penghuninya belum sejahtera.

"Kalau bgitu ya masa pusat meninggalkan rakyat. Kalau saya jadi pemerintah saya tidak mau berpikir seperti itu, harus dipikirkan bagaimana memperbaiki kota itu," terangnya.

Tak hanya itu, pindah ibu kota bukanlah sesuatu yang mudah. Terlalu banyak infrastruktur yang harus disiapkan, seperti istana, bandara, jalan, rumah, dan gedung pemerintahan.

"Yang suka pindah ibu kota itu negara federal seperti Australia, Amerika, Malaysia, India. Negara kesatuan umumnya tinggal di kota yang besar," jelasnya.

"Pemerintah ongkosnya (untuk perbaikan Jakarta) hanya dua bulan subsidi BBM. Hanya subsidi BBM dipakai dua bulan bisa untuk memperbaiki seluruhnya, bisa selesai itu. Itu kan Rp 50 triliun," tutupnya.


Sumber:http://news.detik.com

newer post
newer post older post Home